Selamat petang, budak-budak pendidikan.
Salah satu masalah yang sering kali melanda para pelajar adalah masalah disiplin waktu. mau siswa ataupun mahasiswa, mau yang berprestasi ataupun yang hobi ejak*lasi, terkadang yang namanya disiplin waktu itu seakan-akan menjelma menjadi suatu momok tersendiri. mungkin karena terlalu sering kemakan sama quotes "lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali", sehingga nggak jarang kita melihat di sekolah penampakan-penampakan para pelajar yang datang TERLAMBAT.
Hari jumat yang lalu gue terpaksa dipulangkan dari sekolah karena dianggap datang terlambat. tapi ada sesuatu yang ganjil men. sekolah gue masuk jam 06.30, gue sampe di sekolah jam 06.19. kehadiran gue seharusnya masih belum layak dinyatakan terlambat karena masih menyisakan 11 menit waktu normal (kayak main bola aja kampret). tapi ternyata sang kepala sekolah berkata lain. pria yang tak ingin disebutkan namanya itu menyatakan gue terlambat dan mempulangkan gue begitu saja. hidup ini memang nggak adil, men.
kenapa bisa begitu?!
kenapa bisa begitu?!
![]() |
Surat izin pulang |
Jadi Begini Ceritanya..
Jeng-jeng.
Jeng-jeng.
****
Awal smester 2 di kelas 12 ini sepertinya bukan lah awal yang baik bagi gue dalam masalah disiplin waktu. hari pertama masuk sekolah, gue hampir bernasib kurang baik. sekolah mulai 06.30 dan gue datang pukul 06.45. tapi alangkah hebatnya, gue tidak dinyatakan telat sama sekali! WOW. mungkin karena masih berstatus hari pertama, sehingga guru-guru masih terlibat dalam rapat di pagi hari. jadi jadwal masuk agak ngaret sedikit.
TIGA hari kemudian, sepertinya nasib baik di hari pertama seakan tidak berlaku untuk hari-hari berikutnya. kala itu gue datang terlambat 2 atau 3 menit, awalnya gue melakukan start dari rumah memang cukup terlambat. alhasil gue pun cukup pasrah dan berharap kalau nasib baik di hari pertama bisa terulang kembali. tapi ternyata nasib baik itu tidak teulang kembali, kelas telah diisi oleh guru ekonomi, dan guru piket telah menanti. huh, apakah semua ini hanya mimpi?
Ternyata gue bukanlah satu-satunya yang datang terlambat hari itu. karena, diluar dugaan ternyata ada 36 murid (dari kelas 10-12) yang juga datang terlambat dan menanti untuk ditindak lanjuti. iya men, TIGA PULUH ENAM. udah kayak ukuran bh aja..
Sial bagi kami semua, tiba-tiba melintas seorang pria paruh baya yang wajahnya tidak asing lagi bagi kami semua. pria tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah.. bapak kepala sekolah. melihat manusia sejumlah 36 orang yang datang terlambat, bapak kepala sekolah langsung murka. gerak-gerik pria itu terlihat seperti mengisyaratkan kalau dia akan segera berubah menjadi Godzila dan menggunakan kekuatannya untuk menginjak-injak dan mementalkan kami semua. dengan wajah sedikit marah, pria tersebut menatap kami semua seraya berkata:
YA.. kurang lebih seperti itu lah yang dikatakan oleh bapak kepala sekolah. tidak hanya sampai disitu, beliau tidak mengizinkan kami semua masuk ke dalam kelas.
"Kalian semua tidak boleh masuk kelas!! terserah mau kemana!! mau pulang, mau ke lapangan, mau kemana, terserah!! yang penting jangan disini!!"
TIGA hari kemudian, sepertinya nasib baik di hari pertama seakan tidak berlaku untuk hari-hari berikutnya. kala itu gue datang terlambat 2 atau 3 menit, awalnya gue melakukan start dari rumah memang cukup terlambat. alhasil gue pun cukup pasrah dan berharap kalau nasib baik di hari pertama bisa terulang kembali. tapi ternyata nasib baik itu tidak teulang kembali, kelas telah diisi oleh guru ekonomi, dan guru piket telah menanti. huh, apakah semua ini hanya mimpi?
Ternyata gue bukanlah satu-satunya yang datang terlambat hari itu. karena, diluar dugaan ternyata ada 36 murid (dari kelas 10-12) yang juga datang terlambat dan menanti untuk ditindak lanjuti. iya men, TIGA PULUH ENAM. udah kayak ukuran bh aja..
Sial bagi kami semua, tiba-tiba melintas seorang pria paruh baya yang wajahnya tidak asing lagi bagi kami semua. pria tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah.. bapak kepala sekolah. melihat manusia sejumlah 36 orang yang datang terlambat, bapak kepala sekolah langsung murka. gerak-gerik pria itu terlihat seperti mengisyaratkan kalau dia akan segera berubah menjadi Godzila dan menggunakan kekuatannya untuk menginjak-injak dan mementalkan kami semua. dengan wajah sedikit marah, pria tersebut menatap kami semua seraya berkata:
"Saya kecewa. jujur saya kecewa melihat kalian tidak disiplin. saya kecewa sebanyak ini yang terlambat. saya putus asa. (yailah pak, baru putus asa aja udah kayak begitu. saya yang sering putus cinta aja biasa aja)."
YA.. kurang lebih seperti itu lah yang dikatakan oleh bapak kepala sekolah. tidak hanya sampai disitu, beliau tidak mengizinkan kami semua masuk ke dalam kelas.
"Kalian semua tidak boleh masuk kelas!! terserah mau kemana!! mau pulang, mau ke lapangan, mau kemana, terserah!! yang penting jangan disini!!"
Setelah kalimat terakhir itu terlontar dari mulutnya, kami ber-36 pun terpencar-pencar. ada beberapa kelompok yang pergi ke kantin, ke lapangan, ada juga yang pulang, dan tentunya.. yang menjadi markas favorit di kebanyakan sekolah pastinya adalah THE HOLY LIBRARY. yak, PERPUSTAKAAN! gue adalah salah seorang dari cukup banyak orang yang memutuskan untuk mengasingkan diri ke perpustakaan. selain bisa buat ngadem, perpustakaan tentunya juga bisa digunakan untuk tidur (selama nggak ketangkep).
Sebenarnya ini cuma masalah peka atau nggak peka men. orang tua itu sama kayak cewek, jurus rahasianya ada di kalimat "terserah." kalau dicerna baik-baik, beberapa kali sang kepala sekolah mengucapkan kata terserah. sebagai pelajar, sudah sehrusnya kita dituntut untuk peka. anggap saja kepala sekolah itu adalah pacar kita, yang selalu mau dimengerti. kalau dia menyampaikan kode yang bernama "terserah", berarti??? yakkk benar! terserah tidak selamanya benar-benar terserah (#QuotesOfTheDay). kadang kita harus melihat situasi dan kondisi, apa yang sebenarnya diinginkan oleh sang kepala sekolah. apa dia benar-benar menginginkan kita untuk pulang, atau dia hanya menyuruh kita pulang karena sedang terbakar api emosi. we should understand what he want, dude. dan pulang.. pulang bukanlah pilihan terbaik.
Pagi itu gue dan beberapa orang lain terdampar di perpustakaan. berharap akan ada kejaiban yang dapat meluluhkan hati sang kepala sekolah. sedangkan, beberapa yang lain pulang ke rumah masing-masing. ngapain di perpus? tidur. ngadem. memikirkan masa depan.
Setelah kurang lebih 2 jam berada di perpustakaan, akhirnya mujizat itu datang. kami mendapat informasi dari sang penjaga perpustakaan kalau semua murid yang berada di perpustakaan diutus untuk menghadap sang kepala sekolah di ruang kepala sekolah. maka dari itu, kami yang tersisa dan menumpang di perpustakaan semuanya naik dan bergerak menuju ruang kepala sekolah. di ruangan itu, kami semua dinasihati dan dibuat merenung. katanya, apa yang diberikan kepada kami pagi ini hanya semacam "aroma therapy." maaf, maksud gue.. "shock therapy".
Pada akhirnya kami diizinkan untuk masuk kedalam kelas masing-masing beberapa saat setelah istirahat pertama berakhir. tidak hanya sampai disitu "shock therapy" yang diberikan, sang kepala sekolah kembali memberikan shock therapy jilid 2.
"Besok kalian semua harus datang puluk 06.15, kalau kalian lewat dari 06.15 maka kalian saya nyatakan telat dan saya pualngkan. dan ingat! besok pagi kalau sudah datang langsung absen ke ruangan saya"
Ternyata masih ada schok therapy jilid 2 pemirsa. ah, tapi dalam hati gue nggak merasa keberatan sama sekali men. nggak apa-apa lah 06.15, cuma buat satu hari ini kan. generasi muda mana sih yang nggak bisa bangun pagi untuk sampai di sekolah jam 06.15? hahaha. lucu men.
Jarak dari rumah gue ke sekolah hanya sekitar 15 menit kalau naik motor dan dibawa santai pakai maksimal gigi 3 dengan kecepatan maksimal 30 atau 40. jadi ya kurang lebih gue harus bisa jalan dari rumah sekitar jam 6 pagi untuk bisa start ke sekolah dan tiba di jam 06.15 lalu absen ke ruang kepala sekolah. untuk itu gue memasang alaram jam 05.30 agar bisa beres-beres dan jalan dari rumah jam 6 pagi. semuanya terdengar mudah men..
KEESOKAN HARINYA..
Tanpa alaram yang berbunyi, gue berhasil dengan sukses bangun jam 04.30. sebentar, perasaan gue pasang alaram jam setengah 6. tapi kenapa gue bangun jam setengah 5? hidup ini nggak adil men. gue terbangun satu jam lebih cepat. karena merasa bangun jam setengah 5 pagi ini adalah pelanggaran hak asasi manusia (hak untuk tidur), maka gue memutuskan untuk tidur lagi. dan tak terduga, satu setengah jam kemudian gue terbangun tanpa merasa mendengar bunyi alaram. gue bangun jam 6! iya, JAM 6! dan gue harus tiba di sekolah jam 6.15! WHAT THE F...
tanpa basa-basi gue langsung mandi dan bersiap-siap, dan pada jam 06.10 baru secara resmi gue berangkat meninggalkan rumah. yang dimana berarti.. gue punya sisa 5 menit untuk dapat bertahan hidup. di jalanan, gue melesat dengan kecepatan cahaya. selip sana, selip sini. tikung sana, tikung sini, dan tanpa disadar gue menikung sahabat sendiri.
Pada akhirnya gue tiba di sekolah dengan cukup ugal-ugalan, gue nggak melihat jam sama sekali karena memang nggak puny awaktu untuk nengok jam. dari tempat parkir, gue lari dengan kecepatan cahaya menunju ruang kepala sekolah untuk absen. saking cepetnya, christiano ronaldo sampai kalah cepet. dengan irama nafas yang ngos-ngosan, gue masuk ke ruang kepala sekolah. dan disana terlihat sesosok guru bp yang lagi ngabsenin murid-murid yang kemarin telat. dan ternyata! TERNYATA!! gue sampai disitu jam 06.19.
TIDAAAAAAAAAAAAKKKK!
****
Seperti dugaan, waktu itu gue dipulangkan karena datang terlambat 4 menit dari waktu yang sudah ditentukan. ini semua karena alaram kampret. dalam perjalanan pulang, gue masih nggak rela dengan kenyataan yang pahit ini. dan sesampainya dirumah, gue langsung membuka keran shower sambil memutarkan beberapa lagu ini agar esensi-esensi tragedinya lebih dapet:
- Home - michael buble
- coming home - skylar grey
- Betaria sonata - hati yang terluka
hidup ini keras, bung.
![]() |
thug life |
0 Comments