Tanggal 24 Agustus kemarin, gue, kakak, dan nyokap ngacir ke negara tetangga. Ke Malaysia, lebih tepatnya. Selama 6 hari 5 malam, kami ngacir ke negeri jiran dalam rangka jalan-jalan. Kenapa ayahanda nggak ikut? Karena doi jaga rumah. Rencana awal adalah kami akan mengeksplorasi negeri jiran mulai dari Kuala Lumpur, sampai ke beberapa kota lainnya dengan basis hotel tetap di Kuala Lumpur. Karena pesawat kami terbang di jam 5 pagi, sekitar jam 3 pagi di tanggal 24 Agustus itu kami sudah terbangun dan sekitar jam setengah 4 sudah terdampar di bandara.
Entah kenapa, setiap travelling dengan paspor rasanya selalu aja ada hal 'mengusik' tak terduga yang terjadi di pesawat. Entah bayi nangis, entah orang yang duduk di sebelah agak rempong, dan sampai penumpang yang agak kampungan. Waktu pergi kemarin, baru beberapa saat lepas landas, udah terjadi insiden yang agak kampungan di pesawat yang gue tumpangi. Dua kursi di belakang gue, ada salah seorang penumpang wanita berhijab yang menegur penumpang wanita lain disebrang kursinya dengan cukup keras. Melihat penumpang wanita di sebrangnya itu masih main hape, wanita berhijab tersebut menegur seraya berkata 'handphone seharusnya dimatiin mbak' lalu wanita yang ditegur pun membalas 'sudah dimatiin ini mbak' lalu wanita berhijab kembali membalas 'itu masih nyala mbak' lalu terjadilah adu mulut untuk beberapa saat. Sampai adu mulut selesai, wanita yang ditegur masih ngoceh-ngoceh sendiri seraya menyindir. Sungguh perdebatan yang katrok.
Setelah kurang lebih 2 jam terbang, akhirnya gue mendarat di KLIA (Kuala Lumpur International Airpot) 2.
Sampai di bandara, aktifitas pertama yang gue lakukan adalah... berak. Yap, karena sempat memesan kopi instan di pesawat, terjadi kontraksi di perut gue yang membuat gue harus menahan rasa mules selama beberapa saat. Sampai di Malaysia, aktifitas pertama yang gue lakukan pun adalah berak. Setelah mengambil barang-barang yang ada di bagasi, perjalanan ngacir kami selama 6 hari pun dimulai....
Ngacir 6 Hari ke Malaysia Hari Pertama
Pavilion, Petronas Tower, Mall lagi Mall lagi
Keluar dari KLIA2, kami langsung menuju hotel dengan taksi. Hotel kami sendiri terletak di Bukit Bintang atau lebih tepatnya di Jalan Alor, yang 'katanya' surga kuliner malam hari di Kuala Lumpur. Jadi kalau malem-malem keluar hotel, makanan langsung terpapar dimana-mana, yahud..
Perjalanan dari KLIA ke Jalan Alor ternyata memakan waktu yang cukup lama meskipun nggak macet, sekitar 1 jam untuk sampai di hotel yang bernama 'Apple Hotel' itu. Di google sih penampakan hotelnya oke, tapi secara mata langsung ternyata agak lebih kusam. Nggak apa-apa, yang penting orangnya ramah dan harganya oke, dan yang jelas sekali keluar langsung Jalan Alor.
Siang yang terik itu, setiba di hotel, kami langsung mencari makan. Karena Jalan Alor rasanya belum hidup kalau belum malam, kami mampir di KFC yang terletak di dekat jalan Alor. Jauh-jauh ke Malaysia makannya KFC? Jangan salah, ada beberapa menu KFC di Malaysia yang nggak ada di Indonesia dan katanya rasanya itu wow. Berbekal ilmu dari salah seorang teman blogger yang punya banyak pengalaman travelling, gue memesan salah satu menu yang katanya oke banget tapi nggak ada di Indonesia. Menu tersebut adalah 'cheese potato wedges', sebuah potato wedges dengan rasa keju yang bisa dibilang sangat kuat. Terimakasih mbak fanny, atas saran menunya.
![]() |
cheese potato wedges kfc |
Nggak ada nasi putih di KFC itu, adanya nasi hainam. Dan percayalah, rasanya agak maksa ketika kita memakan nasi hainam dengan ayam KFC. Rasanya kayak sesuatu yang sebenernya nggak bisa disatukan, tapi terpaksa disatukan karena 'mirip'. Rasanya kayak.. kita pacaran sama seseorang cuma karena orang itu mukanya mirip sama pacar terdahulu kita.
Setelah cukup lama di Pavilion, kurang lebih sekitar jam 3 siang kami menuju KLCC yang terletak nggak jauh dari Pavilion. KLCC alias Kuala Lumpur City Center sendiri adalah taman terbuka hijau yang terletak dekat dengan Petronas Tower. Aktivitas mainstream turis yang mengabadikan momen di landmark pun terjadi.
![]() |
KLCC |
![]() |
Suria KLCC |
Sehabis berkelana mengeksplorasi ikon-ikon Kuala Lumpur, akhirnya malam tiba dan akhirnya atmosfir Jalan Alor mulai terasa. Malam pertama di Jalan Alor, kami memutuskan untuk berjalan sampai ke ujung dan menyantap makanan di restoran chinese food paling ujung. Banyak turis yang lalu lalang di Jalan ini, restorannya pun juga banyak dan menunya bisa dibilang enak. Nggak wow-wow amat, seperti chinese food yang enak pada umumnya baik rasa dan harga, tapi atmosfer malamnya cukup menyenangkan dan menenangkan.
Alor memang menawarkan sebuah suasana nightlife yang asik. Dewasa, tapi kalem. Kabarnya, sepanjang jalan ini setiap malam selalu dipenuhi oleh orang-orang yang pingin wisata kuliner. Entah turis, entah orang yang baru pulang kerja, entah orang yang pingin nongkrong bareng temen. Yang jelas, suasananya asik. Bahasa mandarin dan cantonese mendominasi di sepanjang jalan ini. Setelah menyantap santapan di jalan Alor, kami kembali ke hotel bagaikan turis yang kelelahan.
Ya, kurang lebih, begitulah malam pertama kami di Kuala Lumpur berakhir.
![]() |
Alor malam pertama |
0 Comments