Sindrom Asuk-asuk



Setelah setahun kuliah, melalui kacamata realis yang konstruktivis, ada banyak perubahan budaya atau semacamnya yang mempengaruhi cara pandang gue sendiri. Entah itu tentang hidup, entah itu tentang relasi, sampai tentang selera. Entah kenapa, semenjak masuk kuliah, gue jadi hobi denger lagu mandarin. Entah itu lagu ost dari film, lagu terkini, sampai lagu yang cukup terdahulu. Kita sebut saja, sindrom 'orang yang tiba-tiba suka lagu mandarin' ini sebagai sindrom asuk-asuk. FYI asuk sendiri artinya paman alias om, dalam bahasa salah satu daerah tionghoa. Kenapa asuk? Karena di Indonesia, yang hobi karoke lagu mandarin adalah asuk-asuk wedding singer.


Bicara tentang selera lagu, sesungguhnya selera gue tentang 'sesuatu' sejak dahulu adalah sesuatu yang sebenarnya bagus, tapi nggak banyak orang di sekitar gue yang tau. Biar esensi 'gue banget' nya dapet, begitu. Karena, kurang afdol rasanya ketika kita mengatakan kalau lagu ini atau lagu itu 'gue banget', sementara orang-orang di sekitar kita juga sering denger lagu itu. Esensi 'gue banget' nya pun berubah menjadi 'kita' banget.  

Mungkin, bergerak dari selera seperti itu, gue jadi hobi sama lagu mandarin. Karena anak muda pada umumnya kan, doyannya lagu-lagu barat yang lagi ngetrend. Semenjak masuk kuliah, cara pandang gue terhadap sesuatu masih sama, cuma selera tentang lagu mungkin agak mengalami pergeseran menjadi lebih oriental. 

                       

Lagu diatas adalah lagu yang lagi sering gue dengar akhir-akhir ini. Lagu agape (爱的独白) yang dinyanyikan oleh Zhang Li Yin diatas mungkin terdengar seperti lagu pop romance pada umumnya, tapi sebenarnya makna lagu tersebut terinspirasi dari kisah nyata tentang 'cinta' seorang ibu saat terjadi gempa di China pada tahun 2010 lalu.

Jadi, tahun 2010 lalu terjadi gempa di China yang memakan cukup banyak korban jiwa. Di sebuah titik, tim penyelamat yang bertugas mengevakuasi korban menemukan seorang mayat wanita. Di pelukan mayat yang sudah mendingin tersebut, terdapat bayi berusia 3 bulan yang ternyata masih hidup dan terbungkus dengan kain hangat. Wanita tersebut adalah seorang ibu dan bayi yang dipeluk ternyata adalah anaknya yang ia jaga agar tetap hangat dan hidup. Dan yang paling 'nonjok', di dalam selimut hangat tersebut ditemukan ponsel yang didalamnya terketik teks di layarnya, '“Jika engkau dapat bertahan hidup, engkau harus ingat bahwa ibu mengasihi mu”. 

Kisah heroik seorang ibu dari negri China tersebut kemudian dituangkan dalam lagu diatas dengan sedikit bumbu romansa. Uhuk.... Ngomong-ngomong, Zhang Li Yin sendiri kalau nggak salah adalah salah satu juara The Voice of China.

Sindrom asuk-asuk ini sendiri mungkin bukan kali pertama gue alami. Dulu waktu TK B, gue doyan lagunya F4. Sampe nggak pernah potong rambut biar sama panjang kayak Tau Ming Tse, dan kemudian akhirnya gue dapet motivasi dari nyokap kalau cuma cewek yang rambutnya boleh panjang. Akhirnya, semenjak saat itu pupus sudah harapan gue menjadu Tau Ming Tse. Saat SMP, gue juga hobi dengerin lagunya Wang Lee Hom, lalu kemudian saat masuk kuliah gara-gara sering denger soundtracknya You Are The Apple of My Eye sindrom asuk-asuk itu kembali.

Lagu pop mandarin yang kekinian ataupun agak jadul ternyata lumayan enak di dengar. Lagu-lagu cukup kekinian dari ost film kayak Our Times dan Cafe Waiting Love, sampai lagu jadul semacam 'ting hai' adalah beberapa judul yang menurut gue asik buat didenger. Masih ada beberapa lagu yang juga enak didengar sebenarnya, kayak lagu-lagu dari J.J.Lin, Ann, dan juga.. eric chou. Ngomong-ngomong soal Eric Chou, ada satu lagunya yang membuat gue rela merogoh kocek untuk men-downloadnya di app store. Lagu tersebut adalah.. 你,好不好.

                         

Agak lupa kapan pertama denger lagu 你,好不好 ini. Tapi yang jelas, buat dijadiin lagu yang didengar berkali-kali buat bengong saat hujan atau ngerjain tugas, lagunya asik. Semasa kuliah smester satu, sampai smester 2, gue cukup sering memutar lagu ini. Maknanya kurang lebih pria yang merindukan cinta pertamanya dan nggak tau cinta pertamanya lagi dimana dengan siapa dan semalam berbuat apa. Udah, begitu aja.

Semenjak dahulu kala, selera gue selalu memandang bahwa.. nggak ada yang lebih keren daripada menjadi berbeda dari lingkungan sekitar kita. Tau apa yang orang di sekitar kita nggak tau, biasa apa yang orang di sekitar kita nggak bisa, dan suka apa yang sebenarnya berkualitas tapi orang di sekitar kita memandangnya sebelah mata. Sindrom asuk-asuk dalam hal ini mungkin mempertegas selera gue dalam hal mendengarkan lagu. Udah, begitu aja.

Post a Comment

0 Comments