Analisis Korelasi antara Wanita yang Sering Gonta-ganti Gebetan dengan Metodologi yang Mereka Pakai Saat Sudah Dekat Maupaun Saat Pacaran

memutar leher, mencari mangsa

Banyak wanita yang dalam petualangan hidupnya bertemu dengan lelaki yang mereka pikir atraktif, lalu dekat atau bahkan jadian karena merasa cocok dan berkata dalam hati 'dia pasti cowok yang gue ambil tulang rusuknya'. Hingga pada satu titik mereka merasa sudah tidak cocok lagi, kemudian berujung dengan hubungan yang kandas dan mereka pun mulai menarik kesimpulan bahwa 'Ah, ternyata dia bukan cowok yang gue ambil tulang rusuknya'. 

Lucunya, beberapa saat kemudian mereka akan bertemu pria lain lagi, dan siklus yang sama kembali terulang. Merasa tidak cocok, hubungan kandas, bukan dia cowok yang gue ambil tulang rusuknya. Ketemu yang lain lagi, kandas lagi, dan lagi-lagi salah tulang rusuk. Hingga pada akhirnya, lahirlah sebuah makhluk genetik yang hobi 'gonta-ganti' gebetan atau bahkan pacar dengan dalih ingin mengembalikan tulang rusuk ke sosok yang benar. Itu pasangan atau buntut cicak, mbak? Gampang amat putusnya, sekalinya putus nggak butuh waktu lama untuk tumbuh lagi. Hehehehe...

Percayalah, anak muda, semakin bertambahnya umur maka penampakkan wanita yang sering gonta-ganti pasangan akan semakin tinggi frekeuensinya. Karena pada dasarnya, percaya atau tidak, secara general ada 2 jenis wanita yang bisa kita tinjau jika berkaca dari hubungan yang habis kandas. Pertama, tipe yang cukup bijak, ini merujuk kepada mereka yang ingin menyembuhkan luka terlebih dahulu baru berasmara lagi. Kedua, tipe yang cukup haus akan belaian, ini merujuk kepada mereka yang tidak tahan lama-lama single dan langsung ingin mencari yang baru selepas putus entah dengan tujuan untuk membuat sang mantan cemburu atau karena mereka memang haus akan sentuhan penuh cinta. 

Kalau digeneralisasikan, karakteristik dari metedologi 'wanita yang suka gonta-ganti pasangan' bisa ditinjau dari 3 dimensi waktu yang berbeda. Pertama, saat sedang dekat. Kedua, saat menjadi lebih dekat atau mungkin pacaran. Ketiga, saat putus dan menjauh. Ketiga waktu ini mampu merepresentasikan secara general Bagaimana sikap dan jenis pendekatan yang mereka lakukan. Setelah melanglang buana mengamati dan bahkan merasakan langsung relasi dengan wanita yang ternyata hobi gonta-ganti pasangan atau bahkan pacar, gue dapat menyimpulkan jika ada sebuah korelasi antara wanita yang hobi gonta-ganti pacar dengan metodologi yang mereka gunakan saat dekat atau bahkan saat pacaran. 

Percayalah anak muda, analisis ini bukan bermaksud untuk ofensif, namun bermaksud untuk memberikan sebuah informasi yang informatif dan edukatif yang mampu merangkul korealsi itu sendiri secara komprehensif. Adapun metode analisis ini akan didominasi oleh metode kuantitatif. Uhuk...

  • Saat awal-awal dekat, bersiaplah dengan segudang cerita tentang keburukkan mantannya...
Five hundred days of summer, bukan lima ratus days of summer, camkan itu.

Wanita yang sering gonta-ganti gebetan pasti memiliki banyak mantan gebetan. Ketika mereka bertemu dengan gebetan baru, niscaya mereka akan menceritakan hal-hal buruk tentang gebetan terdahulunya. Hal tersebut adalah hal yang sangat wajar dan telah menjadi karakteristik tersendiri dari mereka yang sering gonta-ganti gebetan ketika membuka topik dengan gebetan barunya. Bukan, bukan karena si 'gebetan terdahulunya' itu memang benar-benar buruk, namun karena wanita yang suka gonta-ganti gebetan ingin selalu menjadi sosok yang paling tegar meskipun disakiti. Mereka akan menunjukkan seberapa okenya mereka di depan gebetan barunya dengan cerita survive mereka perihal gebetan terdahulunya. 

Skenario cerita tentang gebetan terdahulunya pun kurang lebih selalu sama. Pertama, wanita yang sering gonta-ganti gebetan akan selalu memposisikan diri mereka sebagai korban dan gebetan terdahulunya ini sebagai tersangka yang sering menyakiti mereka. Semua keburukkan gebetan terdahulunya dilontarkan ke permukaan dan agak diberi 'bumbu-bumbu' penyedap cerita, hingga kemudian cerita diakhiri dengan skenario dimana mereka menunjukkan cara mereka untuk bisa tetap tegar menghadapi gebetan terdahulunya ini. They will always be the hero on their own story, mengkampret-kampretkan pihak lain untuk menunjukkan keperkasaannya di depan orang lain.
  • Saat menjadi semakin dekat atau bahkan pacaran, mereka akan menjadi diktator yang sok setia
Ketika hubungan yang awalnya dekat menjadi semakin dekat dan bahkan masuk ke tahap selanjutnya, wanita yang suka gonta-ganti gebetan akan menjadi diktator yang cukup munafik. Mereka akan sok-sok menjaga mata pasangannya agar tidak melirik-lirik wanita lain, padahal mereka sendiri yang diam-diam melirik pria lain. Percaya atau tidak, mereka sering mengidentifikasi pria mana disekitar mereka yang berpotensi untuk menjadi gebetan barunya jika sewaktu-waktu hubungan mereka dengan gebetannya yang sekarang kandas. Mempersiapkan beberapa pemain cadangan sebelum pemain utamanya cidera, begitulah analoginya. Visioner sih, tapi sadis.

Ya, wanita yang suka gonta-ganti gebetan memang sekejam itu. Bagi mereka, mencari sejak dini lebih baik daripada mengobati.
  • Setelah putus atau menjauh, bersiaplah untuk menjadi pria paling brengsek di dunia
Ini bagian paling menarik. Ketika patah hati, wanita akan mendadak menjadi pro terhadap realisme yang asumsi dasarnya di custom menjadi: man is evil, woman is victim. Intinya, pria selalu menjadi pelaku kejahatan dan wanita selalu menjadi korban. Sistem asmara bersifat anarki, dimana tidak ada yang lebih tinggi kedudukkannya dari rasa sakit yang dirasakan oleh wanita.

Banyak dari wanita menjelma menjadi makhluk yang irasional ketika mereka baru saja putus. Sesungguhnya oh sesungguhnya, bukan hanya wanita yang sering gonta-ganti gebetan saja, namun hampir semua wanita yang baru putus perlahan bertansisi menjadi sosok yang tidak rasional. Lebih tepatnya, tidak fair. Ketika mereka baru putus, mereka akan selalu memposisikan diri mereka sebagai pihak yang paling tersakiti. Yap, 'paling tersakiti'. Mereka tidak ingin tahu Apakah mereka juga menyakiti pihak prianya juga atau tidak, yang jelas mereka adalah makhluk paling tersakiti di dunia ketika mereka baru saja putus. Itulah asalannya mengapa keakuratan aktualitas wanita dengan kisah patah hatinya sering kali tidak fair. Padahal bisa jadi, mereka justru menyakiti pihak prianya jauh lebih sakit, tapi mereka tidak peduli karena hanya melihat dari satu sisi saja. Cihh!

Hal yang paling kejam kemudian dari 'wanita dan kisah patah hatinya' adalah ketika mereka masuk pada sesi curhat dengan teman wanitanya. Mereka akan membuat cerita dimana mereka adalah korban, dan sang pria adalah tersangka yang benar-benar dan benar kejam. Mereka akan mencuci otak teman wanitnya secara persuasif dengan tujuan untuk membuat teman-temannya percaya kalau si cowok adalah pria paling brengsek di dunia. Skenarionya pun menjadi gosip mouth to mouth. Si temen ceweknya akan cerita ke teman ceweknya yang lain, dan si temannya cerita lagi ke temannya yang lain, temannya yang lain cerita lagi ke temannya yang lain, dan terus seperti itu hingga pada akhirnya seluruh dunia tau kalau si cowok ini adalah cowok paling brengsek di dunia.

In conclusion, wahai para pria dewasa Nusantara yang sudah berbulu, mengetahui background pasangan kita kelak merupakan hal yang sangat penting. Jangan hanya memandang dari cantiknya, apalagi ukurannya, karena cantik dan ukuran sama-sama bisa menipu. Cantik karena make up? Sudah biasa, besar karena busa? biasa sudah! Kepribadian adalah substansinya. Wanita yang memiliki segudang gebetan dengan segudang kisah patah hatinya tentu tidak merepresentasikan kepribadian yang layak untuk diperjuangkan. Jadi, berhati-hatilah wahai pria berbulu. Karena kalau tidak berhati-hati, anda hanya akan menjadi tokoh antagonis dalam 'cerita patah hati lainnya dari wanita yang suka gonta-ganti gebetan' di depan gebetan barunya. 

Ps: Menurut legenda, anda hanya akan benar-benar mengetahuinya, ketika anda pernah dekat dengan mereka.

Post a Comment

0 Comments