Permasalahan keluarga dari prespektif anak, ayah, sampai ibu, permasalahan pertemanan yang toxic, permasalahan ekonomi yang berdampak ke sosial, permasalahan terkait kapabilitas diri sendiri: A Sun (2019), terlalu banyak permasalahan yang ada di film ini. Menariknya, permasalahan berlapis yang disajikan selama 2 setengah jam lebih bukannya mengundang bosan, namun memberikan efek tamparan yang cukup keras kepada penonton.
Permasalahan demi permasalahan yang ada di film ini meskipun hadir dengan kuantitas yang begitu banyak namun terasa tidak berlebihan sama sekali. Tidak berlebihan dalam artian semua permasalahan dipaparkan dengan relevansi yang begitu kuat dengan kehidupan, sehingga ketika permasalahan-permasalahan tersebut terkompilasi maka kita dapat menerimanya dengan 'dewasa'.
Sinopsis Film A Sun (2019)
Dibawah guyuran hujan malam, A-ho dan Radish memasuki sebuah restoran untuk menemui Oden. Tanpa Pikir panjang, Radish langsung melayangkan golok dan memotong tangan Oden dengan golok tersebut. Selanjutnya, A-ho dan Radish harus menerima hukuman penjaranya masing-masing. Permasalahan kemudian timbul dari beban yang harus ditanggung oleh keluarga A-ho. Belum lama A-ho dipenjara, sang ibu didatangi oleh gadis bernama Xio Yu yang mengaku hamil dan mengandung anak A-Ho.
Kakak A-ho, yang berbeda 180 derajat darinya dimana sang kakak merupakan murid pintar yang sering menjadi panutan pun tidak terlepas dari sebuah permasalahan yang kemudian ikut membebani batin keluarganya. Cerita kemudian bertama pelik ketika A-ho yang sudah selesai menjalani masa hukumannya harus menjadi ayah yang bertanggung jawab kepada istri, anak serta keluarganya sementara Radish yang juga telah keluar dari penjara kembali hadir mengusik hidup A-ho.
Review Film A Sun (2019)
Setelah mengetahui kalau durasi dari film ini adalah 2 jam 36 menit, saya langsung menilai bahwa film ini "seharusnya" membosankan. Anehnya, meskipun durasi yang begitu panjang dan alur cerita yang terbilang agak lamban, saya justru mengikuti cerita dari film ini dengan seksama tanpa merasa bosan.
Film Taiwan yang terasosiasikan denga Netflix memang menarik. Setelah sebelumnya Dear Ex (2018), kini A Sun (2019) menawarkan sebuah cerita drama yang cukup lamban secara alur namun menarik untuk diikuti. A Sun terasa seperti anomali bagi judgement saya di awal. Cerita yang disajikan benar-benar berfokus kepada 'manusia'. Permasalahan-permasalahan yang silih berganti hadir memberikan sebuah gambaran bagi kita selaku penonton bagaimana sikap manusia dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah.
Fokusnya yang menitikberatkan kepada interaksi manusia kemudian yang menjadi substansi dari menariknya film ini. Ketika melihat A-ho dihadapi dengan sebuah permasalahan demi permasalahan yang begitu relevan dengan kehidupan nyata, entah mengapa rasanya seperti ada sebuah rasa penasaran yang ingin mengetahui bagaimana flow dari penyelesaian permasalahan tersebut. Film ini mengingatkan saya kembali kepada film drama Jepang seperti Nobody Knows (2004), atau bahkan All About Lily Chou Chou (2001) yang menyajikan beranekaragam permasalahan yang terasa relevan dengan kehidupan. Bedanya, mungkin, kedua film Jepang tersebut terasa agak membosankan dengan ciri khas alur film Jepang yang lamban.
Disamping cerita yang terasa begitu nyata, visualisasi dan akting dari para cast juga membuat film ini terasa menjadi lebih dekat dengan kita. Terbukti, dari beberapa award Golden Horse yang pernah diraih seperti Best Leading Actor, Best Director, Best Supporting Actor, Best Feature Film, sampai Best Film Editing.
0 Comments