Facebook Cafe x Filosofi Kopi 2019: Cara Facebook Mengkampanyekan Gebrakan melalui Offline Marketingnya


Dengan tema campaign 'kendalikan privasimi', Facebook Cafe hadir di Indonesia untuk pertama kalinya dengan Filosofi Kopi Melawai sebagai venuenya. Kampanye ini berlangsung selama 3 hari dari 13-15 September 2019. Bagi saya, tajuk 'kendalikan privasimu' sebagai kampanye Facebook Cafe adalah gebrakan yang berani dan masuk akal mengingat beberapa saat sebelumnya Facebook disandung dengan kasus data bocor yang mereduksi kepercayaan penggunanya secara masif.

Pada kampanyenya kali ini, Facebook menekankan kepada pentingnya perlindungan privasi pada platform Facebook, Whatsapp, dan Instagram. Setelah sebelumnya hadir di Jepang dan Inggris, kali ini Indonesia yang kehadiran kampanye Facebook via channel Offline Marketingnya. Mungkin, Facebook menyadari betul jika Indonesia adalah pasar yang harus dijaga. 

Lalu, terlepas dari kampanye, apa saja yang bisa dinikmati di Facebook Cafe?

Dessert Gratis, Kopi Gratis, Durasi 1 Jam



Facebook Cafe hadir dengan menawarkan free desert dan coffee bagi pengunjungnya. Semulanya, pengunjung diberikan semacam kode warna terlebih dahulu sebelum pada akhirnya kode tersebut dapat ditukarkan dengan dessert dan kopi gratis.

Untuk kopi, saya mendapatkan latte dingin saat itu. Dari segi rasa sih, seperti latter dingin pada umumnya. Namun untuk dessert, ada varian menarik yang ditawarkan oleh Facebook Cafe dengan presentasi dessert yang sesuai dengan emoticon populer di Facebook seperti love, smile, sampai sad. Rasa manis wafel dengan toping cokelat dan eskrim vanilla menjadi dessert yang ditawarkan oleh Facebook Cafe saat itu. Disamping wafel, emoticonnya ternyata juga bisa dimakan dengan rasa semacam permen-permenan manis.


Untuk menjaga efisiensi dan memastikan semua orang yang menunggu di waiting list mendapat kesempatan, Facebook Cafe menjatahkan 1 jam untuk masing-masing meja. Regulasi yang memang seharusnya diterapkan, mengingat semakin banyak yang masuk dan mendaftar, maka akan semakin berhasil outuput dari campaign tersebut. Mungkin, jika situasi berubah dimana Facebook Cafe tidak memiliki banyak pengunjung yang waiting list, pengunjung didalam boleh duduk lebih dari 1 jam untuk menjaga crowded. 

Data Adalah?

Pada akhir sesi, panitia dari Facebook Cafe memberikan masing-masing pengunjung sebuah kunci, gembok, dan spidol. Dengan pertanyaan apakah itu data, panitia berharap para pengunjung mendefinisikan data menurut pengertiannya masing-masing, sebelum akhirnya definisi yang dituliskan pada kertas putih kecil itu digembok di medium yang sudah disediakan oleh panitia.

Beberapa teman saya menulis dengan cukup panjang tentang apa itu data menurut mereka. Sementara saya, mungkin menuliskan definisi data tidak sampai 10 detik. Karena, saya mendefinisikan data dengan 4 huruf saja: Kita. Ya, data adalah kita. Makanya, jangan dibocorin, ya.


Post a Comment

0 Comments