Supernova 4: Partikel - Menguak Misteri yang Bersinergi dengan Ruang Intelegensi


Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu.

8 tahun. Delapan tahun adalah waktu yang cukup lama tentunya untuk absennya seri Supernova menanti kelahiran gugusnya yang ke 4: Partikel. Setelah berakhir dengan Supernova 3 pada 2004, Dewi Dee akhirnya hadir dengan Supernova 4 pada 2012. Delapan tahun, gap waktu yang cukup lama bagi Dee untuk memasuki goa imajinernya dan menciptakan karakter Zarah serta kisah perjalanan hidupnya.

Dee selalu kembali dengan sains. Intelegensinya dalam pengetahuan alam selalu meramaikan hiruk pikuk kisah Supernova di setiap seri, tak terkecuali seri yang keempat ini. Tentu sains yang ditabur oleh Dee tidak sesederhana 'energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan namun dapat diubah ke bentuk lainnya', melainkan jauh-jauh-dan jauh lebih kompleks. Sangat menarik sesungguhnya ketika Supernova selalu berhasil memberikan ilmu pengetahuan yang random kepada pembacanya.

Fungi Rasa Misteri

Supernova 4 mungkin lebih cocok jika gugusnya diberi nama 'fungi' ketimbang partikel. Sejak awal, fungi memainkan sebuah peran penting dalam resiprokal antara Zarah dan Firas. Secara garis besar, Supernova 4 adalah tentang pria di Batu Luhur yang bernama Firas dan anaknya yang bernama Zarah. Dimana Zarah dididik secara otodidak oleh ayahnya. Suatu hari, Firas menghilang secara misterius dan hal tersebut membuat Zarah melakukan pencarian hingga ke London dan menyadari jika pencaraiannya bukanlah pencarian yang berada pada satu titik dimensi saja. Fungi bernama enteogen kemudian menjadi salah satu primadona bagi Zarah untuk menemukan ayahnya. 

Pencarian Zarah terhadap ayahnya kemudian menjadi sangat konfliktual dan kompleks ketika elemen-elemen lainnya dalam kehidupan Zarah ikut membaur. Bukit Jambul menjad salah satu latar tempat terbaik bagi Dewi Dee dalam memainkan misterinya di Supernova 4 ini. 


uhuk.
Supernova 4 memiliki rasa Sci-Fi yang kuat. Entah mengapa kalau 'adegan pencarian Firas' difilmkan rasanya Supernova 4 ini bisa serupa dengan film Journey to The Center of The Earth. Cerita diawali dengan dinamis oleh misteri Firas dan Bukit Jambul, pertanyaan-pertanyaan seperti 'Apa yang ada disana?' dan 'Apa yang dilakukan sebelum kehilangannya?' mungkin menjadi 2 pertanyaan besar yang terus bermain di kepala para pembacanya. Sayangnya, cerita kemudian menjadi agak statis dengan petualangan awal dan roman Zarah di London.  Cerita kemudian menjadi dinamis lagi ketika Zarah bertemu dengan enteogen. 

Konsep yang Menembus Ruang Intelegensi




Akhirnya kumengerti betapa rumitnya konstruksi batin manusia. Betapa sukarnya manusia menanggalkan bias, menarik batas antara masa lalu dan masa sekarang. Aku kini percaya, manusia dirancang untuk terluka.

Salah satu hal yang paling menarik dari Partikel adalah tentang gagasan konsep yang dibentuk Dewi Dee. Katakan saja konsep awal mula manusia yang dimulai dari adam dan hawa lalu kemudian diperumit oleh Dee melalui karakter Firas yang ilmunya diturunkan pada Zarah. Atau konsep enteogen dan jamur sebagai instrumen penembus dimensi. Konsep pencarian Zarah sedari awal pun dikonstruksi dengan sangat variatif. Mulai dari pengenalan lebih dekat kepada jenis-jenis fungi, hingga mengenal lebih dekat orang utan.

Selebihnya, kita seakan-akan dibuat tidak mengenal seperti apa manusia sesungguhnya. Intrik kebiadaban manusia dalam memburu hewan, hingga intrik perselingkuhan menjadi beberapa konsep yang dibentuk dalam cerita Partikel yang seakan-akan membuat kita tertampar dan menyadari bahwa ternyata manusia bahkan tidak lebih baik daripada fungi ataupun orangutan.  

Setelah absen 8 tahun dari seri yang ketiga, Supernova 4 hadir dengan cukup menjanjikan. Zarah di Supernova 4 memang tidak bisa disandingkan dengan Elektra di Supernova 3. Mengingat Zarah adalah seorang 'petualang', maka Bodhi di Supernova 2 adalah perbandingan yang sempurna. Jujur, Supernova 4 jauh terasa lebih hidup ketimbang Supernova 2. Entahlah, kisah Bodhi dan perjalanannya di seri Akar terasa kurang memiliki desire, sementara Zarah di Partikel terasa lebih seru karena resiprokal antara intelegensi dan misterinya. 

Post a Comment

0 Comments