A Decacorn on your CV, sounds interesting?
Hai, halo,
kalau ada yang sedang mencari di Google tentang cerita pengalaman "Magang/Internship di Grab Indonesia" dan menemukan tulisan ini berada di halaman pertama Google, maka baguslah. Karena selain ingin bercerita tentang pengalaman magang saya selama 7 setengah bulan di divisi bisnis Grab Indonesia, saya juga ingin mengincar optimalisasi dari Search Engine Optimization (SEO).
Pada awal semester 8, sesuai dengan rencana awal saya memutuskan untuk kembali magang, sambil skripsian. Pada akhirnya, Grab menjadi kisah magang selanjutnya bagi saya. Menjadi cukup unik dan menarik karena pengalaman magang ini saya jalani dengan Working from Office (WFO) selama 2 minggu, dan Working From Home (WFH) selama 7 bulan karena COVID-19.
Menjalani magang di divisi bisnis dari Grab memberikan insight dan pengalaman yang sangat menarik. Karena saya berada di divisi bisnis untuk produk Food, saya terlibat dan belajar banyak tentang BD dan partnership kind of things dengan merchants atau restoran-restoran yang sudah memiliki nama. Mulai dari restoran junk food ternama, frozen yoghurt, boba, kedai kopi yang growth-nya lagi naik banget, grup restoran yang punya anak brand buanyak banget, lalu junk food lagi, sampai akhirnya junk food lagi. Ya, begitulah.
Proses Interview dan Offer
Sama seperti startup lainnya, proses seleksi dimulai dari apply ke job terkait yang biasanya di post di website resmi atau akun portal job resmi milik Grab. Untuk interview invitation sendiri, Grab terbilang cukup cepat dalam menghubungi kandidat. Saya ingat, pertama kali saya apply di senin sore dan dihubungi oleh Talent Acquisition pada selasa pagi lalu dijadwalkan untuk interview hingga akhirnya interview dengan user. Setelah lulus interview, maka proses terakhir adalah offering. Sama seperti perusahaan ataupun startup lainnya, offering akan berisi detail seperti periode magang, salary/gaji, dan lain sebagainya.
Jika ada hal-hal yang dirasa perlu didiskusikan terlebih dahulu, maka diskusikanlah. Sebelumnya saya memiliki sedikit kendala pada periode magang dimana requirement untuk durasi magangnya kebetulan terbilang cukup lama dan diluar dari ekspektasi saya, namun pada akhirnya saya bisa mendapatkan titik tengah setelah saya bernegosiasi dengan pihak Grab. Namun ending-endingnya, karena satu dan lain hal saya extend menjadi 7 setengah bulan yang bahkan melebihi durasi yang menjadi requirement tadi.
Proses Magang: Dinamis dan Butuh Determinasi
Menurut opini saya, ruang lingkup anak magang di Grab terbilang cukup luas dan dinamis. Alignment dan meeting dengan tim eksternal dan juga dengan partner, dibuat pusing dengan technical issues, dan lain sebagainya menjadi beberapa hal yang membuat pengalaman magang di Grab memiliki dinamikanya tersendiri. Namun perlu diingat sebelumnya, saya berada di divisi bisnis dan beda divisi tentunya akan menyajikan cerita dan pengalaman yang berbeda juga.
Terlibat langsung dalam menjaga relasi dengan merchant partner merupakan sebuah tantangan tersendiri yang cukup menarik dan tidak jarang memerlukan kesabaran ekstra. Karena bagaimanapun, ada banyak sekali merchants dan beda merchant tentunya akan beda "karakter". Ada yang friendly, ada yang kurang friendly. Tapi seiring berjalannya waktu, saya sadar bahwa "seni" atau the art of internship dari Business Development justru terletak ketika kita berusaha untuk menyesuaikan diri dengan karakter masing-masing partner. Mungkin akan kurang seru dan kurang greget kalau semua partner friendly, dan akan terlalu menguras emosi kalau semua partner unfriendly. Sehingga kemudian dapat dikatakan jika determinasi menjadi penting karena sabar menjadi sebuah parameter tersendiri untuk bisa tetap santuy.
Salah satu pengalaman yang cukup berkesan bagi saya adalah berhadapan dengan partner dari salah satu merchant multinasional yang PIC-nya merupakan warga negara India. Request dadakan, kendala teknis, dan lain sebagainya sering kali mewarnai dialog antara kita: "Hiplease update this and make it live by tomorrow", "Hi sorry for bothering you on the weekend", "Hi I think there is an issue" dan lain sebagainya.
Menurut data dari KataData di tahun 2019, valuasi dari Grab diperkirakan ada di sekitar US$14 Miliar dan menjadikannya decacorn terbesar di Asia Tenggara. Menurut Data dari KataData (lagi) yang merujuk pada data dari lembaga riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS), pada tahun 2018 Grab berkontribusi sebesar sekitar Rp. 49 Triliun untuk ekonomi Indonesia. Dan tentunya, jika kita berbicara tentang banyaknya lapangan pekerjaan yang diberdayakan seperti memberdayakan mitra driver dan mitra lainnya (restoran, UMKM, dkk) tentu kita dapat menyimpulkan bahwa ada dampak sosial besar yang telah diberikan Grab di Southeast Asia.
Memiliki pengalaman intern di Grab tentu dapat menjadi hal yang cukup menarik bagi undergraduate student untuk memperindah kolom experience di CV masing-masing. A decacorn on your CV tentu menjadi sesuatu yang menarik, namun perlu disadari hal yang paling menarik dari Grab mungkin bukanlah status decacornnya melainkan dampak sosial yang sudah diberikan oleh bisnis dari Grab kepada masyarakat. Dan menjadi bagian dari Grab kemudian dapat kita redefinisikan sebagai menjadi bagian yang ikut berkontribusi pada dampak sosial tersebut.
2 Comments
Hallo kak mau tanya,untuk interview grab pakai bahasa apa ya kak?
ReplyDeleteHalo kak, boleh tanya interview nya pake bahasa apa?
ReplyDelete